Arah Kebijakan Strategis Hidayatullah Tahun 2025-2030

 



Arah Kebijakan Strategis Hidayatullah Tahun 2025-2030

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Definisi Peradaban Islam

Segala Puji bagi Allah Sang Pencipta, yang telah memberi ruang bagi terjadinya

perlombaan permanen antara berbagai peradaban manusia. Sungguh Dia Maha Berkuasa

menyeragamkan akal pikiran dan tindakan manusia ciptaan-Nya dalam bentuk peradaban tunggal,

jika Dia kehendaki. Sholawat dan Salam untuk Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang telah sempurna menjadi

teladan pembina dan pengishlah peradaban manusia bersama keluarga dan para Sahabatnya di

zaman paling gemilang itu. Teladan yang terus menjadi model perbaikan peradaban sampai Hari

Kiamat.


Peradaban, sebagai sebuah konsep universal, sering kali dipahami sebagai manifestasi

lahiriah dari ide-ide, cita-cita, dan sikap mental suatu masyarakat.1 Peradaban bukan entitas statis,

melainkan sebuah refleksi dari dinamika yang senantiasa berubah dan bergerak menuju kemajuan.

Proses ini melibatkan interaksi kompleks antara manusia dengan lingkungannya, serta nilai-nilai

budaya yang dianut dan perkembangan zaman yang mempengaruhinya, membentuk pola

kehidupan yang khas bagi suatu komunitas atau bangsa. Penambahan kata "Islam" di belakang

"peradaban" secara spesifik menunjukkan bahwa peradaban yang dimaksud, dijiwai dan dibentuk

oleh nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Agama Islam sendiri,

sebagai sebuah sistem nilai yang komprehensif, menjadi kekuatan inti yang melahirkan dan

menopang peradaban yang dihasilkannya.

Peradaban Islam dalam berbagai definisinya menunjukkan bahwa peradaban ini bukan

hanya tentang aktivitas spiritual yang mengasingkan pelakunya dari kehidupan dunia, sebaliknya

peradaban Islam menunjukkan adanya integrasi nilai - nilai spiritual yang fundamental dalam

segala aktifitas yang dilakukan oleh manusia pada semua aspek kehidupan. Ibnu Khaldun (1332 –

1406), seorang sejarawan dan sosiolog, dalam karyanya yang monumental Muqaddimah,

menyajikan teori peradaban yang komprehensif dan visioner. Ia memandang peradaban (umran)

sebagai hasil dari interaksi kompleks antara kekuasaan, ekonomi, dan moralitas, yang semuanya

saling memengaruhi dan menentukan kelangsungan hidup sebuah masyarakat. Ibnu Khaldun

menjelaskan bahwa agama adalah faktor penting dalam membangun solidaritas sosial, yang

menjadi prasyarat bagi terbentuknya negara dan peradaban yang kuat. Ia berpendapat bahwa

peradaban yang mulia dibangun di atas dasar nilai-nilai moral dan spiritual yang diwariskan oleh

agama.2

Mewakili perspektif Cendekiawan Muslim kontemporer, Yusuf Qardhawi menegaskan

bahwa peradaban Islam adalah masyarakat yang rabbani, yang mengedepankan nilai-nilai

spiritual, kemanusiaan, dan keseimbangan (tawazun). Ia menekankan bahwa peradaban yang sejati

adalah hasil dari penerapan syariat Islam yang fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan

zaman, dengan tujuan menciptakan kesejahteraan sosial.3 Sementara, Muhammad Husain


1

Suhendri dan Rohendi, (2024), Peradaban dalam Perspektif Islam. Sharia: Jurnal Kajian Islam

2

Efendi, (2024), Ibnu Khaldun dan Teori Peradaban: Relevansi Pemikirannya dalam Dunia Modern. INNOVATIVE:

Journal Of Social Science Research

3

Sadan, (2024), Konsep Masyarakat Islam Menurut Yusuf Al – Qardhawi, Ma’rifah: Jurnal Pendidikan Agama Islam

dan Peradaban




0 Komentar